Selasa, 05 Juli 2011

asuhan keperawatan BBLR


ASUKAN KEPERAWATAN BAYI LAHIR RENDAH
(BBLR)

I. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
Ada dua macam BBLR yaitu :
ü  Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu.
ü  Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin.
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).
II. ETIOLOGI
v  Faktor Ibu       :
-          Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 th
-          Perdarahan antepartum
-          Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
-          Penyakit kronis
-          Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )
-          Malnutris
-          Kelainan uterus
-          Hidramnion
-          Trauma
-          Jarak kehamilan terlalu dekat
-          Pekerjaan berat semasa hamil.
v  Faktor Plasenta           :
ü    Penyakit Vaskuler
ü    Kehamilan ganda
ü    Malformasi
ü    Tumor
ü    Plasenta privea
v  Faktor Janin
·         Kelainan kromosom
·         Malformasi
·         Infeksi congenital ( missal : rubella )
·         Kehamilan ganda
·         Ketuban pecah dini

III. TANDA – TANDA KLINIS
 Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
  • Berat kurang dari 2500 gram
  • Panjang kurang dari 45 cm
  • Lingkar dada kurang dari 30 cm
  • Lingkar kepala kurang dari 33 cm
  • Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
  • Kepala lebih besar
  • Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
  • Otot hipotonik lemah
  • Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
  • Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
  • Kepala tidak mampu tegak
  • Pernapasan 40 – 50 kali / menit
  • Nadi 100 – 140 kali / menit
Bayi Prematur
n  Tanda-tanda Bayi Prematur:
n  Panjang badan kurang dari 46 cm.
n  Berat badan kurang dan 2500 gram
n  Kulit kemerah-merahan tipis mengkilap.
n  Kepala relatif lebih besar jika dibanding badannya.
n  Rambut lanugo rnasih banyak terutama di daerah kuduk dan kuping
n  Kuku belum sampai keujung jari.
n  Rambut belum panjang dan luas.
n  Pada bayi wanita labia mayora belum menutupi labia minor, pada bayi laki-laki testis belum turun.
n  Tangis sangat lemah daya hisap sangat kuat.
n  Kulit ditutupi verniks kaseosa.
n  Kulit di telapak tangan dan kaki tampak licin dan belum terlihat garis-garis tranversal.
Penyebab Kelahiran Prematur:
v  Keadaan ibu sebelum hamil
ü  Kelainan uterus kongenital.
ü  Kelainan servik.
ü  Penyakit jantung.
ü  Diabetes mellitus.
ü  bu muda kurang dan 16 tahun atau ibu berumur atau lebih dari 35 tahun.
ü  Sosial ekonomi rendah.
v  Keadaan ibu pada waktu hamil
ü  A P B (Ante Partum Blooding).
ü  Infeksi akut
ü  Toksemia gravidarum
ü  Trauma fisik
ü  Tindakan operatif
ü  Status perkawinan.
v  Sebab dari janin
ü  Kehamilan ganda.
ü  Hidramnion
ü  Kelainan kongenital.
Tindakan Keperawatan Bayi Prematur (BBLR).
n  Prinsip perawatan bayi prematur (BBLR):
n  Mencegah kedinginan.
n  Mencegah Infeksi.
n  Pemberian minum/nutrisi yang cukup.
n  Istirahat cukup.
Bayi Dismatur
Tanda-tanda bayi dismatur:
n  Panjang badan lebih dan 45 cm, bat badan lebih dan 2500 gr.
n  Kulit kering dan keriput.
n  Rambut panjang dan banyak.
n  Kuku sudah melewati ujung jari.
n  Tangis dan daya hisap lebih kuat
Penyebab Kelahiran Bayi Dismatur

-  Faktor ibu
• Preeklampsia.
• Hipertensi.
• Kelainan pembuluh darah ibu.
• Ibu perokok
-  Faktor bayi
• Infeksi kronis
• Kelainan kongenital.
• Kelainan ganda.
- Faktor plasenta (kelajnan plasenta)

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ø  Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
Ø  Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
Ø  Titer Torch sesuai indikasi
Ø  Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
Ø  Pemantauan elektrolit
Ø  Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )


VI. PENATALAKSANAAN
§ Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
§ Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
§ Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah
§ Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
§ Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.

§ Pemberian makanan
 Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
 Apgar Score

Tanda O12
A = Appearance (color (warma kulit Biru /pucatTubuh kemerahan, ekstremitas biruTubuh dan esktremitas kemerahan
P = Pulse (heart rate) (denyut nadi)Tidak ada <100 x /i> 100x/I
G = Grimace (Reflex irritability inresponse to stimulation of sole of foot ( refieks)Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
A :   Activity (Muscletone (tonus otot)Lumpuh Eksterimitas fleksi sedikit Gerakan aktif
R : Respiration (respiratory effect) (pernapasan)Tidak ada Lambat, tidak teratur  Menangis kuat

PENGKAJIAN
§ Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktusarteriosus paten(PDA).
§ Makanan/cairan
Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
§ Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.
Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi). Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32. Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
§ Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS)
§ Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah. Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.
            Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh. Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak.
Kuku mungkin pendek.
§ Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

v  DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
Ø  Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengankelemahan otot pernafasan.
Ø  Resiko tinggi tidak efektifnya terumoregulasi : hipotermi berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur.
Ø  Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan immaturitas fungsi imunologik.
Ø  Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya cerna dan absorbsi makanan.

v  RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO

TUJUAN

INTERVENSI

1.










2.








3.












4.
Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan pola nafas(nafas efektif)
Kriteria Hasil :
§ Akral hangat
§ Tidak ada sianosis
§ Tangisan aktif dan kuat
§ RR : 30-40x/mt
§ Tidak ada retraksi otot pernafasan


Setelah mendapatkan tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan terumoregulasi
Kriteria Hasil :
§ Badan hangat
§ Suhu : 36,5-37oC



Setelah mendapat tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil :
§ Tidak ada tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
§ Suhu tubuh normal (36,5-37oC)






Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria Hasil :
§ Diet yang diberikan habis tidak ada residu
§ Reflek menghisap dan menelan kuat
§ BB meningkat 100 gr/3hr.
1.1. Monitor pernafasan (kedalaman, irama, frekuensi )
1.2. Atur posisi kepala lebih tinggi
1.3. Monitor keefektifan jalan nafas, kalau kerlu lakukan suction.
1.4. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam
1.5. Perthankan pemberian O2
1.6. Pertahankan bayi pada inkubator dengan penghangat
1.7. Kolaborasii untuk X foto thorax

2.1. Pertahankan bayi pada inkubator dengan kehangatan 37oC
2.2. Beri popok dan selimut sesuai kondisi
2.3. Ganti segera popok yang basah oleh urine atau faeces
2.4. Hindarkan untuk sering membuka penutup karena akan menyebabkan fluktuasi suhu dan peningkatan laju metabolisme
2.5. Atur suhu ruangan dengan panas yang stabil
3.1. Monitor tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
3.2. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
3.3. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas saat masuk ruang bayi dan sebelum dan/sesudah kontak cuci tangan
3.4. Barikan gizi (ASI/PASI) secara adekuat
3.5. Pastikan alat yang kontak dengan bayi bersih/steril
3.6. Berikan antibiotika sesuai program
3.7. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari

4.1. Kaji refleks menghisap dan menelan
4.2. Monitor input dan output
4.3. Berikan minum sesuai program lewat sonde/spin
4.4. Sendawakan bayi sehabis minum
4.5. Timbang BB tiap hari.






DAFTAR PUSTAKA


Berhman, Kliegman & Arvin. (1996). Ilmu Kesehatan Anak Nelson.. Jilid 1. Jakarta  EGC.
A.H Markum. (2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
Persis Mary Hamilton. (1999). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Purnawan,J,dkk.( 1989 ).Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2, Jakarta : Media Aeusculapius FKUI.
Mochtar, Rustam. (1998).Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, obstetri patologi, edisi 2, jakarta : EGC..
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar